MAHULU, wartakubar.id – Guna memantau kondisi stunting di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (BKKBN RI) Dr. (Hc) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) pada Minggu (12/05/2024).
Dalam kunjungan kerjanya, dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) menyampaikan, dalam mengatasi stunting yang terpenting adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.
“Yang terpenting itu kualitas SDM, kalau bisa walaupun kita di Daerah Ulu Mahakam kualitas SDMnya harus hebat ini yang tidak boleh kita tinggalkan,”Jelasnya
Ia menjelaskan salah satu cara mengatasi stunting dengan KB atau dengan cara mengontrol usia jarak kelahiran, diantaranya diberi jarak 1 sampai 3 tahun masa usia kandungan.
Stunting dapat dicegah dengan cara hindari pernikahan muda hamil muda atau hamil terlalu tua serta memiliki anak jangan terlalu dekat usia kelahirannya atau kehamilannya.
Kabupaten Mahakam Ulu menyandang Kabupaten terbaik di Provinsi Kalimantan Timur dikarenakan angka stunting paling rendah di Provinsi Kalimantan Timur.
“Syukur Alhamdulillah kabupaten kita Mahakam Ulu ini menyandang predikat terbaik di Provinsi Kalimantan Timur dengan angka stunting paling rendah rata-rata hanya 10%,” ungkapnya.
Baca Juga :
Wabup Yohanes Avun : Prioritas Utama Pemkab Mahulu Turunkan Angka Stunting
Pemkab Mahulu Gelar Coaching Clinic Pelayanan Publik yang Berkualitas
Forum Bisnis Bankaltimtara, Bupati Mahulu : Dukung Kolaborasi Sinergi Bangun Daerah
Hasto Wardoyo juga menambahkan bahwa KB implan satu batang aman selama 3 tahun dan dapat dipasang kepada ibu yang baru saja melahirkan, serta implan satu batang memiliki kelebihan yaitu tidak menggunakan pisau untuk memasangnya.
Senada dengan kepala BKKBN RI Kadis Kesehatan, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dr. Petronela Tugan, M.Kes. mengatakan untuk stunting di Mahakam Ulu dari survei kesehatan Indonesia angka Mahulu ada di 10,78 yang sudah turun dari 14,8 di tahun 2023 lalu.
“Mahulu terus berusaha mengurangi angka stunting, diantaranya dengan cara memberi bantuan makanan tambahan serta mencegah pernikahan dini, hamil muda dan hamil terlalu tua,” jelasnya
Petronela juga mengimbau bagi masyarakat Mahulu agar lebih berani menggunakan KB terutama KB implan yang tidak ada efek samping dan dapat digunakan setelah melahirkan.
(Adv)