Sendawar, wartakubar.id-Grup kesenian Manunggal Budoyo yang merupakan perwakilan masyarakat suku Jawa di Kutai Barat (Kubar), turut memeriahkan Festival Dahau Sendawar dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Kubar.
Festival budaya terbesar di daerah ini berlangsung sejak 23 Oktober hingga 7 November 2025 mendatang.
Dalam penampilannya di Taman Budaya Sendawar (TBS) pada Sabtu (25/10/2025), grup tersebut mempersembahkan kesenian Laras Budaya Jaranan Kepang yang sukses memikat ratusan penonton.
Alunan musik gamelan dan gerak dinamis para penari menghadirkan suasana magis sekaligus penuh energi, menjadi salah satu penampilan yang paling ditunggu dalam rangkaian penampilan kesenian tersebut.
Wakil Bupati Kubar, Nanang Adriani, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi kepada warga suku Jawa yang telah berkontribusi menampilkan kekayaan budaya mereka di tengah masyarakat mulietnis Kubar.
“Ini menggambarkan keberagaman kita, sesuai dengan moto Kubar, yakni ‘beragam dalam budaya’. Pemerintah daerah tentu memberikan apresiasi kepada saudara-saudara kita, khususnya warga suku Jawa, yang telah ikut memberikan hiburan sekaligus memperkaya Festival Dahau,” ujarnya.
Nanang Adriani juga menyoroti keterlibatan lintas etnis dalam kesenian tersebut, yang menjadi potret nyata semangat persatuan masyarakat Kubar. Ia menilai, penampilan Jaranan Kepang bukan hanya sekadar tontonan budaya, melainkan juga simbol kebersamaan antarwarga dari berbagai latar belakang suku dan daerah.
“Saya senang mendengar bahwa penarinya bukan hanya dari Jawa, tapi juga ada Dayak, Toraja, dan lainnya. Inilah bukti bahwa meskipun berbeda-beda, kita tetap satu dalam semangat kebersamaan,” ucapnya.
Sementara itu, sesepuh masyarakat Jawa di Kubar, dr. Waluyo, yang juga pembina Manunggal Budoyo, turut menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kubar atas dukungan dan ruang ekspresi yang diberikan kepada para pelaku seni.
“Atas nama keluarga besar Manunggal Budoyo, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemkab Kubar yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk tampil mempersembahkan budaya Jaranan. Budaya ini memang berasal dari Jawa, namun di sini sudah menjadi milik kita bersama,” ucapnya.
Ia menegaskan, semangat kebersamaan antar-etnis di Kubar menjadi contoh nyata bagaimana budaya dapat mempererat hubungan antarwarga.
“Seperti disampaikan Pak Wabup, penarinya bukan hanya orang Jawa, tapi juga dari etnis lain. Itu menunjukkan bahwa keberagaman di Kubar benar-benar terjaga dan terus kita lestarikan,” katanya.
Festival Dahau Sendawar bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga ruang untuk memperkuat identitas dan keharmonisan antar-suku yang hidup berdampingan di Kutai Barat.
Melalui pelestarian seni dan budaya seperti Jaranan Kepang, masyarakat diajak menanamkan nilai-nilai toleransi, gotong royong, serta rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa.
Dari keberagaman inilah, semangat persaudaraan tumbuh dan menjadi fondasi kuat bagi terciptanya Kutai Barat yang rukun, damai, dan berbudaya.
(WK-Adv)



















Users Today : 739
Users Yesterday : 689
This Month : 26010
This Year : 174817
Total Users : 179210
Views Today : 1655
Total views : 481216
Who's Online : 4