Upacara Adat Geratuq Warnai Puncak Festival Dahau 2025 Tradisi Ini Lambang Syukur dan Persatuan
Sendawar, wartakubar.id-Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin menghadiri Upacara Adat Geratuq atau pemotongan hewan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut mantan Bupati Kutai Barat periode 2006–2016 Ismail Thomas bersama istri Lucia Mayo Thomas, Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda dan Bunda PAUD Kutai Barat Maria Christina Moses, Sejumlah pimpinan OPD, unsur Forkopimda, Kepala Adat Besar Kecamatan dan Kepala Adat Kampung se-Kubar, serta tokoh agama dan masyarakat.
Adapun kegiatan ini digelar Presidium Dewan Adat (PDA) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) sebagai Upacara Puncak rangkaian adat Beliant Timeq Bekelew dalam perayaan Festival Dahau Tahun 2025, di Hari Ulang Tahun Kutai Barat ke-26 yang berlangsung pada Kamis (6/11/2025) di Taman Budaya Sendawar (TBS) Barong Tongkok.
Ketua PDA Kutai Barat, Yurang, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas dukungan semua pihak, Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, panitia Dahau 2025 dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Kubar.
“Upacara puncak adat Beliant Timeq Bekelew telah terlaksana dengan baik. Terima kasih atas dukungan Bupati, Wakil Bupati, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi menjaga dan melestarikan adat budaya kita,” ujar Yurang.
Ia menuturkan, melalui momentum HUT ke-26 Kabupaten Kutai Barat, masyarakat adat memanjatkan doa agar pemerintahan yang baru terpilih dapat menjalankan amanah dengan baik, serta membawa kemajuan di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.
Bupati Kutai Barat Frederick Edwin menyampaikan, bahwa upacara adat Geratuq memiliki makna mendalam sebagai simbol rasa syukur, persatuan, dan penghormatan terhadap leluhur.
“Upacara Geratuq adalah warisan budaya luhur yang penuh nilai spiritual dan kebersamaan. Melalui prosesi ini, kita memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan perlindungan-Nya bagi masyarakat dan daerah kita tercinta,” ungkap Bupati.
Ia menambahkan, tradisi seperti Geratuq bukan sekadar ritual, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga keharmonisan antarwarga, kelestarian alam, serta semangat gotong royong yang menjadi identitas masyarakat Kutai Barat.
“Pembangunan daerah tidak hanya tentang infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga tentang pelestarian adat, budaya, dan jati diri masyarakat. Kutai Barat tidak akan maju tanpa menghormati akar budayanya,” tegasnya.
orang nomor satu di Kutai Barat ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Festival Dahau 2025 sebagai momentum memperkokoh kebersamaan dan memperkuat semangat sempekat dalam membangun Kutai Barat yang sejahtera, aman, adil, dan beradat.
“Mari kita wariskan kepada generasi muda semangat mencintai adat istiadat, menghormati perbedaan, serta menjaga kedamaian dan persatuan di Bumi Tanaa Purai Ngeriman yang kita cintai ini,” pungkasnya.
(WK-Adv)























Users Today : 461
Users Yesterday : 1536
This Month : 5630
This Year : 129678
Total Users : 134071
Views Today : 1220
Total views : 382261
Who's Online : 11



