Sendawar, Warta Kubar. Com-Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Drs. Rakhmat mengatakan kondisi akses jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)dan Kutai Barat (Kubar) tepatnya di wilayah Kampung Perian, Kecamatan Muara Muntai belakangan ini rusak parah, akibatnya sangat mengganggu masyarakat pengguna jalur transportasi darat baik itu penumpang maupun barang (logistik).

Menurutnya kondisi itu membuat masyarakat beralih menggunakan jalur moda transportasi sungai. Karena jika dipaksakan menempuh perjalanan melalui jalur darat akan menyita waktu 12 sampai14 jam dari Kubar menuju Samarinda dan sebaliknya.
“Diperparah lagi khususnya pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan logistik dari Samarinda menuju Kubar itu sangat berpengaruh sekali, biasanya dulu hanya ditempuh 6 sampai 7 jam, kini bisa 12 sampai 14 jam. Sehingga kondisi seperti ini dinilai bisa memicu inflasi di Kubar, ”
katanya, Kamis (7/1/2021) di Sendawar.
Kadishub Kubar, Drs. Rakhmat menerangkan, Belum lama ini Pemkab Kubar (Dinas PUPR dan Dishub) sudah menggelar rapat untuk bersurat ke Kementerian PUPR tembusan ke Provinsi Kaltim terkait dengan kondisi jalan nasional yang rusak parah itu. Sebagai wujud perhatian Kementerian PUPR melalui Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) ada informasi sudah diproyeksikan anggaran sekitar Rp.50 miliar. Tapi itu dinilai tidak bisa mengatasi masalah akses jalan rusak itu, hanya bisa sekitar 20 persen dari ruas jalan sepanjang 320 sampai 370 Km.
“Pemkab Kubar sudah berkoordinasi dengan Dishub Provinsi Kaltim dan Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Balikpapan terkait dengan perbaikan jalan nasional yang rusak itu,” ujarnya.
Lanjut Kadishub Kubar, Drs. Rakhmat menambahkan, dari laporan Dinas PUPR Kubar bahwa BBJN sudah melakukan pengerjaan beberapa ruas jalan. Namun hal itu tidak sesuai dengan panjang ruas jalan. Semestinya BBJN menganggarkan minimal 40 persen dari panjang ruas jalan nasional itu.
“Semestinya pengerjaan itu bukan drainase, Melainkan utamanya badan jalan. Tapi ada upaya penambahan anggaran untuk perbaikan jalan nasional itu, ” imbuhnya.
“Tanggung jawab kerusakan jalan nasional itu bukan lagi kewenangan daerah melainkan menjadi kewenangan pusat,” tandasnya.

MODA TRANSPORTASI SUNGAI JADI PILIHAN ALTERNATIF MASYARAKAT
Kadishub Kubar, Drs. Rakhmat menyebut akibat kerusakan jalan nasional di Kampung Perian, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berakibat masyarakat Kubar beralih menggunakan moda transportasi sungai. Kenaikan minat penumpang jalur sungai bisa tembus 100 hingga 200 persen dari sebelumnya yang hanya sekitar 40 penumpang.
Karena itu pihaknya (Dishub Kubar) sudah melakukan koordinasi dengan Dishub Provinsi Kaltim di Samarinda, untuk menambah armada kapal sungai yang saat ini sudah beroperasi 2 (dua) kapal sungai. Kemudian dari Mahulu ke Kubar juga ada penambahan armada kapal sungai untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.
“Kita (Dishub Kubar) mengantisipasi lonjakan penumpang dengan menyiapkan armada kapal sungai Barokah sebagai cadangan. Selain itu ada juga speedboat Barokah,” jelasnya.
Kadishub Kubar, Drs. Rakhmat menerangkan dengan meningkatnya jumlah penumpang dengan menggunakan armada kapal sungai, pihaknya telah menerbitkan instruksi kepada pemilik armada kapal sungai agar jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas manifest armada kapal. Juga armada kapal akan diberangkatkan sesuai dengan waktu keberangkatan, Jadi penuh penumpangnya langsung diberangkatkan.
“Dishub Kubar bersama Polair juga selalu melakukan pemeriksaan kondisi kapal diantaranya safety kapal. Selain itu apabila dalam pelayaran armada kapal sungai ditengah kondisi cuaca buruk, agar kapal diminta segera menepi dan tidak melanjutkan perjalanan sampai menunggu cuaca memungkinkan untuk berlayar demi keselamatan penumpang, ” Pungkasnya.
# hen #