Sendawar, wartakubar.id – Proyek pembangunan Gedung Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar (RSUD HIS) Kabupaten Kutai Barat (Kubar), belum rampung hingga masa kontrak habis.
Proyek yang dikerjakan oleh PT.Talita Jaya asal Kota Balikpapan yang menelan anggaran sekitar Rp. 5,9 miliar, bersumber dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD HIS Tahun Anggaran (TA), hingga pada pertengahan Januari 2025, masih dikebut pengerjaannya.
Direktur RSUD HIS Kabupaten Kubar, I Nyoman Mahardika kepada media ini di ruang kerjanya, Kamis (16/01/2025) mengaku, proyek pembangunan UGD bertujuan untuk pengembangan pelayanan Kesehatan masyarakat agar semakin baik dengan memadainya sarana pelayanan masyarakat, namun hingga saat ini belum rampung pengerjaannya. Untuk progres pekerjaaan tidak dijelaskan secara pasti.
Menurut I Nyoman, pembayaran proyek sudah mencapai 80℅ dari pagu anggaran. Pembayaran dilakukan secara bertahap, yakni uang muka sebesar 30℅ dan Pembayaran Termin II sebesar 50℅.
Kata I Nyoman, masa berakhir kontrak seharusnya pada 27 Desember 2024 lalu. Meski demikian, pengerjaan proyek tetap dilanjutkan dengan perpanjangan (adendum) kontrak.
“Setelah dilakukan adendum kontrak karena keterlambatan pengerjaan proyek, pihak kontraktor setiap hari dikenakan denda sebesar 1/1000, dari total keseluruhan anggaran,” ujarnya.
Lanjut I Nyoman, proyek pembangunan Gedung UGD yang dilaksanakan PT Talita itu, terjadi perbedaan antara rencana proyek proyek yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai selama pelaksanaan (deviasi).
“Memang konstruksi bangunan UGD inikan terbuat dari konstruksi beton semua, Jadi membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Namun pihak kan sudah menyetujui akan dapat melakukan pekerjaan sesuai kontrak,” ungkap Nyoman.
Deviasi itu disebabkan kurangnya tenaga kerja yang disediakan oleh kontraktor. Material bangunan juga harus dibawa dari luar Kubar, untuk mendapat harga yang lebih murah.
I Nyoman menilai, pagu proyek pembangunan UGD sebesar Rp. 5,9 miliar jauh dibawah harga. Karena katanya, bangunan gedung tersebut keseluruhan menggunakan kontruksi beton.
“Keterlambatan pengerjaan proyek karena keterbatasan masalah tenaga, kemudian juga bahan-bahanya dibawa dari luar, di Samarinda kan jauh lebih murah. Anggaran Rp. 5,9 miliar, dengan ukuran sekian, itu memang jauh dibawah,” sebutnya.
Ditanyakan soal papan proyek yang tidak ada di lapangan, I Nyoman menyebutkan, papan proyek sebelumnya ditempelkan di lokasi pekerjaan. Diakuinya, saat ini papan proyek tidak lagi terpasang di lokasi pekerjaan.
“Kemarin sudah disampaikan dari pihak Kejari Kubar, agar papan proyeknya dipasang. Ada sudah dipasang, dikira tidak dipasang, karena lokasi papan proyek dipasang agak di pinggir lokasi pekerjaan,” ungkapnya.
(Red)
BACA JUGA :
Dirut RSUD HIS Sebut Sudah Maksimal Lakukan Total Care
Tragis, Bocah 8 Tahun Tewas Disengat Listrik Lampu Taman RSUD HIS
Petinggi Bekokong Makmur Apresiasi Pembangunan RSP